Indonesia Akan Beli Peralatan Militer Dari Inggris
(fir)
London - Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahan...
(fir)
London - Inggris sepakat menjual alat-alat pertahanan kepada Tentara Nasional Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahan...
an
RI Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Pertahanan Inggris Phillip Hammond
M.P. di White Room, Downing Street 10, pada Kamis siang, 1 November
2012.
Peralatan militer Inggris yang akan dijual ke Indonesia,
di antaranya peluru kendali starstreak, senapan sniper, kapal perang
kecil multiguna (Multi Roles Light Frigate–MLRF), serta suku cadang
untuk pesawat tempur Hawk 109/209.
Inggris juga akan membantu
meningkatkan kapasitas Tentara Nasional Indonesia di Pusat Studi
Perdamaian dan Keamanan. Bantuan itu dalam bentuk peralatan audio visual
untuk pelatihan bahasa, juga menyediakan kursus-kursus dan seminar bagi
anggota pasukan perdamaian.
Nota kesepahaman itu
ditandatangani setelah pertemuan bilateral antara Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Inggris David Cameron di tempat
tinggal resmi sekaligus kantor Cameron itu.
Ada tiga nota
kesepahaman yang kemarin ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dua MoU
lainnya adalah kerja sama bidang ekonomi kreatif dan pendidikan.
Penandatanganan MoU bidang ekonomi kreatif dilakukan oleh Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Marie Pangestu dan Menteri Kebudayaan
Komunikasi dan Industri Kreatif Inggris Ed Vaizey.
“Kesepakatan ini sangat penting karena Inggris merupakan salah satu
rujukan bagi pengembangan industri kreatif di Indonesia. Terlebih lagi
tingkat komitmen politik terhadap pengembangan industri kreatif, juga
sama, dikelola pada tingkat kementerian," tutur Marie Pangestu.
MoU bidang pendidikan ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Muhammad Nuh dan Menteri Negara Universitas dan Sains
Inggris David Willets. “Melalui kerja sama ini, kita ingin mengembangkan
studi mengenai Indonesia di universitas-universitas di Inggris, seperti
di Exeter, SOAS, dan Oxford, agar para ahli Indonesia asal Inggris akan
lebih banyak lagi," ujar Muhammad Nuh kepada Tempo.
Selain
itu, kata dia, ada beasiswa yang diberikan kepada sekitar 150 mahasiwa
Indonesia per tahun sebagai pelengkap beasiswa dari Ditjen Pendidikan
Tinggi untuk belajar di Inggris.
© Tempo, garuda militer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar